Tulungagung, merupakan kota berkembang yang diapit oleh kota Kediri, Blitar, Trenggalek, dan Samudra Hindia di bagian selatan. Banyak kisah dan cerita awal mula berdirinya kota ini, mungkin saat anda jalan jalan ke kota kecil ini, kemudian bertanya ke sesepuh di desa desa di seberang kota, anda akan di ceritakan kisah berdirinnya kota ini. Ada sanepan jawa mengatakan, "Kediri bakal dadi kali, Tulungagung bakal dadi kedung, Blitar bakal dadi latar".
Kata kata tersebut bukan hanya kata yang tidak memiliki arti. Namun, hal ini benar benar terjadi di zaman era orde lama. Waktu itu Kota Tulungagung tidak seperti saat ini, dulu alun alun kota digenangi oleh air bah dari aliran sungai brantas yang tak bisa di bendung serta sumber sumber air yang sangat banyak.
Setelah beberapa tahun kemudian, akhirnya kota ini mendapat bantuan dari alm. Bpk. Presiden Soeharto. akhirnya dengan biaya swadaya masyarakat tersebut di bangunlah terowongan niayama, yang berada di daerah kec. Campurdarat. terowongan tersebut mengalirkan air dari kota menembus pegunungan selatan kota menembus hingga ke Pantai Sidem menuju Samudera hindia.
Potret kota ini sekarang sudah jauh berbeda. seiring perkembangan zaman kota ini pun ikut merayap mengikuti aliran waktu. Sekarang kota ini sudah tidak banjir lagi, karena sudah ada sungai yang menembus hingga ke laut selatan. Sumber di bagian barat kota sudah di bendung dengan adanya Waduk Wonorejo, yang juga digunakan sebagai PLTA serta penyuplai irigasi di kota Tulungagung.
Seperti namanya Tulungagung, yang berarti Pertolongan Besar. Maka setelah kota ini mendapat sebuah pertolongan besar maka kota ini bakal menjadi sebuah kota yang besar pula.
0 Komentar:
Posting Komentar